Oleh Redaksi
BERITAMONALISA.COM | –
Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IHK) umum Kota Pematang Siantar pada periode Oktober 2023 mengalami deflasi sebesar -0,15% (mtm). Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan realisasi Provinsi Sumatera Utara yang mengalami deflasi sebesar -0,07% (mtm) dan Nasional yang mengalami inflasi sebesar 0,17% (mtm). Berdasarkan Pers Rilis tertulis yang dikirimkan ke meja redaksi beritamonalisa.com, Kamis (2/11/2023) oleh Unit Data Statistik dan Kehumasan (UDSK) KPw BI Pematang Siantar.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Muqorobin menjelaskan menjelaskan, Secara tahunan, Kota Pematang Siantar mengalami inflasi sebesar 2,90% (yoy), sementara secara tahun kalender (ytd) Pematang Siantar mengalami inflasi sebesar 1,35% (ytd).
Seluruh kota IHK di Sumatera Utara,kata Moqorobin. mengalami deflasi di Oktober 2023. Deflasi terendah dialami oleh Kota Gunung Sitoli dengan realisasi deflasi sebesar -0,48% (mtm), disusul oleh Kota Sibolga, Kota Padang Sidempuan, Kota Pematang Siantar, dan Kota Medan yang masing-masing mengalami deflasi sebesar -0,19% (mtm); -0,18% (mtm), -0,15% (mtm); dan 0,04% (mtm).
“Dengan perkembangan tersebut, secara gabungan Provinsi Sumatera Utara tercatat mengalami deflasi sebesar -0,07% (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 1,86% (yoy)”.ujarnya.
Masih kata Muqorobin melalui pers rilis tertulisnya menambahkan, Deflasi periode ini utamanya didorong oleh komoditas Cabai Merah, Ikan Dencis, dan Wortel. “Cabai Merah mengalami deflasi sebesar -14,50% (mtm) dengan andil deflasi sebesar -0,13%. Diikuti oleh Ikan Dencis dan Wortel yang masing-masing mengalami deflasi sebesar -7,04% (mtm) dan -18,31% (mtm) dengan andil deflasi masing-masing sebesar -0,06% dan -0,04%”.katanya.
Berdasarkan pantauan PIHPS, harga cabai merah mengalami penurunan dari Rp 45.000 di bulan September 2023 menjadi Rp 42.750 di Oktober 2023. Komoditas Cabai Merah mengalami deflasi seiring dengan berlangsungnya periode panen di beberapa sentra produksi Simalungun. Sementara itu harga ikan dencis dan wortel juga mengalami deflasi seiring dengan perbaikan pasokan kedua komoditas tersebut dibandingkan periode sebelumnya.
Sementara itu, beberapa komoditas pangan pada periode ini terpantau mengalami inflasi diantaranya beras, nanas, dan gula pasir. Beras mengalami inflasi tertinggi sebesar 1,15% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,06%. Diikuti oleh Nanas dan Gula Pasir yang masing masing mengalami inflasi sebesar 34,45% % (mtm) dan 6,05% (mtm) dengan andil inflasi sebesar 0,04% dan 0,04%.
Komoditas beras masih melanjutkan tren kenaikan harga di periode Oktober 2023. Berdasarkan pantauan PIHPS, rata-rata harga beras bulanan mengalami kenaikan dari Rp 12.900 di September 2023 menjadi Rp 13.100 di Bulan Oktober 2023. Kenaikan harga beras diprakirakan terjadi akibat (i) Produktivitas beras nasional yang menurun akibat dari dampak negatif el-nino, serta (ii) peningkatan harga gabah seiring dengan meningkatnya biaya produksi akibat kenaikan BBM dan kelangkaan pupuk bersubsidi. Sementara itu, kenaikan harga gula pasir juga didorong oleh penurunan produktivitas gula nasional akibat El Nino. Asosiasi Gula Indonesia (AGI) menyebutkan, “Kami memperkirakan produksi gula berkurang 8-9 persen dibandingkan produksi tahun lalu yang sebanyak 2,386 juta ton”. (*)
No Result
View All Result
Discussion about this post