Oleh Redaksi
BERITA MONALISA.COM | JAKARTA | – Gagasan / ide terbentuknya Perkumpulan Badan Usaha Milik Masyarakat (Perbumma) Adat Nusantara, adalah buah dari hasil diskusi dengan tokoh masyarakat adat sunda di Jawa Barat sekitar lima tahun yang lalu, tetapi rencana tersebut belum dianggap menjadi suatu kebutuhan pada saat itu, karena masih bergerak dan fokus sebagai KUP (Kelompok Usaha Pertanian) Sentra Usaha Tani dan Agribisnis (SUTA) Nusantara yang lebih banyak melakukan pendampingan ke petani.
Hal tersebut disampaikan oleh Ketua Umum KUP Suta Nusantara Dadung Hari Setyo saat diwawancarai oleh tim media di Sekretariat di Jalan Raya Bekasi, Ujung Menteng, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, pada Sabtu malam (19-09-2020)
“Seiring dengan waktu, saat awal-awal mulainya pandemi wabah virus covid-19 (Corona), sehingga aktifitas, mobilitas, dan kegiatan usaha berkurang, tertahan, menurun dan terbatas. Dari hasil diskusi kami dengan pengurus Suta Nusantara dengan berpengaruhnya sistem tata niaga dan perdagangan, serta permodalan investasi. Kebetulan di KUP Suta Nusantara ini, kita banyak kerjasama dengan masyarakat adat, sehingga Badan Usaha Milik Masyarakat Adat itu muncul untuk dibahas. Alhamdulillah, ada sekitar 15 Provinsi yang mendukung dalam sebuah diskusi di Webinar yang kita adakan, bahkan sampai sembilan kali membahas hal ini (Badan Usaha Milik Masyakarat Adat), sehingga tercetuslah Badan usaha Milik Adat ini dalam bentuk Asosiasi, karena nama Asosiasi tidak ada lagi dalam ketentuan hukum di negara kita, maka kami menamai Perkumpulan Badan Usaha Milik Masyarakat (Perbumma) Adat Nusantara”, ulas Dadung
Dadung Hari Setyo menjelaskan “Berdasarkan hal itulah kita melakukan konsolidasi dan komunikasi dengan para sesepuh adat, Alhamdulillah disupport, sudah waktunya masyarakat adat memiliki Badan Usaha, yang selama ini masyarakat adat hanya pihak yang menjalankan kegiatan-kegiatan adat saja, orientasi ekonominya kurang nampak, lebih ke sosial budaya. Kita tampil disini orientasinya adalah ekonomi. Lalu kami membentuk tim dari Suta Nusantara, yang diketuai oleh Fauzi Ali, Sudiyanto, dan Hendri Adi, yang ditugasi untuk menginisiasi pembentukkan Perbumma Adat Nusantara ini”, jelas Dadung yang akrab disapa Masda ini
Terkait mengenai Legalitas dari Perbumma Adat Nusantara ini, Dadung Hari Setyo (Masda) menyampaikan “Alhamdulillah dalam dua minggu ini legalitas Akta notaris, SK Menkumham sudah di setujui, dan profil dari Perbumma adat Nusantara sedang kita susun”, ulas Masda yang juga sebagai Inisiator dan Pendiri sekaligus sebagai Ketua Umum Perbumma Adat Nusantara
“Badan Usaha Milik Masyarakat Adat Nusantara ini adalah ketergabungan para pelaku usaha yang mendapatkan rekomendasi dari masyarakat adat atau kegiatan usaha masyarakat adat yang dilembagakan secara bisnis atau organisasi perusahaan. Pelaku usaha dan masyarakat adat diharapkan saling kerjasama (take and give), karena dalam situasi pandemi covid-19 ini yang mampu bertahan secara sosial dan ekonomi adalah masyarakat adat, hal ini disebabkan karena masyarakat adat rendah terhadap tertularnya covid-19, serta walaupun ada covid-19 masyarakat adat tetap bekerja memenuhi kebutuhannya, beda dengan masyarakat di perkotaan (masyarakat urban). Yang lebih hebat lagi masyarakat adat ini mampu menemukan obat-obat untuk meningkatkan imunitas tubuh dan pencegahan covid-19, hal-hal seperti inilah yang kita akomodir, seperti contoh produk asap cair batok kelapa, hand sanitizer nabati disinfektan dan aroma-aroma terapi yang bisa untuk pencegahan covid-19 ini”, ulas Masda dengan penuh optimis
“Program yang akan dilaksanakan Perbumma Adat Nusantara kedepan adalah usaha pangan, sandang dan papan, yang layak, mudah, dan murah. Kami juga melayani pengurusan jasa penjualan properti secara online, ini merupakan program jangka pendek. Untuk jangka menengah, kita akan melakukan penggalian dan peningkatan potensi dan daya saing yang berkeunggulan, membuat pola atau sistem ekonomi baru di masa covid dan paska covid ini, yang hasilnya adalah kesejahteraan. Bentuk kegiatannya berupa Festival Potensi Komoditi dan Pemeran Produk Budaya nusantara, dengan pola Festival melalui media dan digital, ini kita lakukan secara online, dengan tujuan kita mengetahui keunggulan-keunggulan produk komoditi suatu daerah. Kalau dulu sifatnya konvensional, dagang orang ketemu orang, kalau sekarang kita pakai alat dan media untuk membantu usaha. Inilah bentuk pola usaha yang kredible. Sedangkan untuk jangka panjang adalah Pengembangan kawasan sentra usaha tani dan agribisnis, pengembangan kawasan perekonomian pedesaan dan masyarakat adat dan pengembangan bisnis strategis. Pola pengembangan usaha agribisnis yang akan kita terapkan adalah yang aman dari masalah kesehatan, efesien (tidak banyak menggunakan orang, namun banyak menggunakan alat dan mesin), dan membuat perencanaan yang akurat. Sebagai contoh kami melaksanakan kerjasama dengan pemko Bekasi dan Kadin, Kota Bekasi membutuhkan beras ribuan ton satu bulan, dan kota Bekasi tidak punya sawah, kita akan bikinkan sawah abadi di Kabupaten Oki, sebagai sawahnya kota Bekasi, kami sudah perhitungkan 1000 s/d 2000 ton per bulan, nanti akan ada kerjasama antara Kadin Oki dan Kadin Kota Bekasi dalam pengembangan usaha. Konsultan, kontraktor, dan manajemennya dari Perbumma, dan ini kita akan lakukan kerjasama seperti ini dikota-kota lainnya”, jelas Dadung
“Kelompok Usaha Pertanian Sentra Usaha Tani dan Agribisnis (KUP Suta) Nusantara bersinergi dengan Perkumpulan Badan Usaha Milik Masyarakat (Perbumma) Adat Nusantara, KUP Suta menjalankan aktifitas dan kegiatan usaha didaerah, sedangkan Perbumma melakukan usaha dagang dan kerjasama antar perusahaan. Usaha Tani dipegang oleh Suta Nusantara yang mencakup supplier, produksi, pengolahan dan perdagangan, sedangkan permodalan investasi dan pengembangan aset dikelola oleh Perbumma Adat Nusantara yang memiliki pendekatan manajemen pengembangan dan pengolahan aset, karena kita mengedepankan konsultan, investasi dan kontraktor”
Adapun yang tergabung di Perbumma ini ada 23 perusahaan yang kelas menengah ke atas (pendapatan dalam satu bulan 50 juta keatas), sedangkan menengah ke bawah di Suta Nusantara (pendapatan sekitar 50 juta per bulan). Jadi antara Suta Nusantara dan Perbumma akan ada titik temu antara hulu ke hilir dalam satu atap. Masda mengharapkan “Adanya perubahan pola pikir masyarakat terhadap kompetensi standar usaha, yang harus seirama atau selevel dengan standar luar negri, karena standar kompetisi kita sangat rendah, mayoritas hanya berada dilevel menengah kebawah, menengah ke atas hanya segelintir orang, inilah konsen kita, sinergitas Perbumma dan Suta Nusantara untuk urusan ke atas dan bawah”, tutup Masda mengakhiri.(*)
Discussion about this post