Oleh Redaksi
BERITAMONALISA.COM | PEMATANGSIANTAR | – Program Kota Tanpa Kumuh merupakan salah satu upaya strategis Ir Asner Silalahi MT dan dr Susanti Dewayani setelah dilantik sebagai Walikota dan Wakil Walikota Pematangsiantar. Selain sebagai upaya mencegah penyebaran covid-19, Program Kota Tanpa Kumuh melakukan perbaikan saluran drainase, perbaikan jalan lingkungan, pembangunan septic tank biofil komunal. Dan menjadikan daerah tersebut menjadi kampung tematik.
Hal tersebut diutarakan Asner Silalahi menjawab keluhan masyarakat setelah jalan santai dengan puluhan orang di Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat. “Kita akan menatanya sehingga menarik. dengan membuat gambar-gambar menarik di tembok, jalannya dan menata bunga,” katanya dihadapan warga, Minggu (15/11/2020).
Asner Silalahi didampingi istri dan Calon Wakil Wali Kota, dr Susanti mengatakan, penataan harus dimulai dari saluran air yang baik, jalan harus dipastikan tidak rusak. “Buat rumah – rumah yang ada di perbukitan, ini bisa jadi daya tarik, tinggal bagaimana kita mengkonsepnya. Tentu harus didukung masyarakat,” katanya.
Asner Silalahi sendiri mengaku sudah 28 tahun bekerja sebagai ASN di Kementerian PUPR. Tentu, kata Asner, ragam pengalamannya menjadi modal membenahi Kota Pematangsiantar, baik mengatasi banjir dan menyiapkan permukiman layak huni. Semua harus diatur dan dikontrol. “Saya sudah melihat Gang Mesjid, sangat mengkuatirkan jika hujan jalannya licin karena sangat terjal. Tapi yang saya lihat daya jualnya ada yaitu tempat berbukit, bisa jadi kampung warna-warni,” terangnya.
“Dan saya lihat tadi di kampung itu banyak bunga dan rumah berada di lahan berbukit. Disamping itu, sungai cukup bagus dan besar, makanya cocok jadi kampung warna warni. Selaku pribadi yang lama bergelut di bidang infrastruktur, kami fokus melahirkan kawasan-kawasan yang menghasilkan estetika,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Asner dan Susanti mendapatkan keluhan warga tentang banjir yang kerap menimbulkan kegelisahan, dimana saat hujan maka ada beberapa kawasan justru banjir. Menjawab itu, Asner Silalahi menjelaskan bahwa langkah ke sana adalah memperbaiki drainase. “Karena itu harus ditatah. Siantar berada diperbukitan dan banyak sungai, tapi bisa banjir. Ini sangat tidak masuk akal,” terangnya.
Asner Silalahi menegaskan, jika kawasan permukiman dan jalan-jalannya tidak dibenahi maka itu akan membuat Siantar sulit maju. “Makanya pengembang juga harus kita dorong agar menyiapkan saluran utama sehingga saat banjir, airnya tidak kemana-mana tapi langsur turun. Kemudian, kita harus tatah Siantar agar indah sehingga kuliner kita pun dapat maju. Kalau jalan rusak, tidak indah atau tatanan kotanya tidak teratur, maka orang enggan menikmati kuliner yang ada,” katanya.(*)
No Result
View All Result
Discussion about this post