Sengketa Keluarga Ambarita: Pengacara Rita Sitorus Pertanyakan Etika Kamaruddin

BERITAMONALISA.COM | – Edi Sihombing, SH, dan Yermia Stephani Ambarita, SH, MH, dari Edsa Attorney At Law yang mewakili Rita Sitorus, menyatakan kekecewaannya terhadap tindakan Pengacara Kamaruddin Simanjuntak, SH. Mereka mempertanyakan langkah Kamaruddin yang tanpa koordinasi dan sepengetahuan mereka mendatangi kliennya, Rita Sitorus, di Lapas Kelas II A Pematangsiantar pada Selasa (25/06/2024). Hal ini diketahui setelah mereka mengunjungi Rita Sitorus di lapas pada Rabu (26/06/2024).

Edi Sihombing, dalam keterangannya di kantor Edsa Attorney At Law pada Kamis (27/06/2024), mengungkapkan bahwa menurut Rita Sitorus, Kamaruddin Simanjuntak yang mewakili Eryta Ambarita, datang ke lapas untuk membahas perdamaian.

Sengketa antara Rita Sitorus dan anak tirinya, Eryta Ambarita, terkait pembagian harta peninggalan suami Rita, Almarhum Bitner Ambarita, telah berlangsung lama. Saat ini, Rita menjalani hukuman pidana akibat laporan Eryta, sementara Eryta masih bebas meskipun sudah berstatus buronan oleh Polda Jambi sesuai dengan Surat Daftar Pencarian Orang No. DPO/58/XII/RES.1.9/2023/Ditreskrimum.

Edi Sihombing mencurigai Kamaruddin Simanjuntak yang tampak percaya diri dalam mewakili Eryta, dan menilai tindakan ini patut diduga bahwa Kamaruddin mengetahui keberadaan Eryta yang belum tertangkap.

Edi menegaskan bahwa meskipun niat untuk berdamai itu baik, tindakan Kamaruddin yang mendatangi Rita tanpa koordinasi sebagai kuasa hukumnya adalah tidak etis. Hal ini menyebabkan pertemuan tersebut tidak seimbang dan didominasi oleh Kamaruddin, padahal dalam prinsip perdamaian, para pihak tidak boleh berada dalam tekanan atau desakan dari manapun.

Lebih lanjut, Edi mengungkapkan bahwa Kamaruddin telah dua kali mendatangi kliennya di lapas tanpa sepengetahuannya. Menurutnya, seharusnya Kamaruddin berkoordinasi terlebih dahulu dengannya sebagai kuasa hukum Rita, agar dapat saling memahami dan menyelesaikan masalah dengan baik.

Edi berharap agar ke depannya, jika Kamaruddin ingin melakukan perdamaian dengan kliennya, ia harus terlebih dahulu berkoordinasi dengannya sebagai kuasa hukum. Hal ini penting agar pertemuan dapat berlangsung seimbang dan langkah-langkah yang diambil tidak memberatkan kedua belah pihak serta disetujui bersama.(*)