Untuk seluruh Provinsi Sumatera Utara, Kemensos mengalokasikan Bansos Tunai sebesar Rp.2,24 Triliun
Oleh Redaksi
BERITAMONALISA | SIMALUNGUN | KAMIS (12/11/2020) Jam 15:25 – Menteri Sosial Juliari P. Batubara menyapa masyarakat Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Kedatangan Mensos Juliari untuk memastikan bantuan sosial sampai dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat terdampak pandemi.
Mensos dijadwalkan melakukan kunjungan ke sejumlah lokasi di Sumatera Utara, termasuk ke Simalungun yang merupakan kampung halamannya, hari ini. Kepada masyarakat dan keluarga penerima manfaat (KPM) yang dia temui, Mensos Juliari menyampaikan salam Presiden Joko Widodo kepada masyarakat.
“Saya meneruskan salam Bapak Presiden kepada masyarakat di Sumatera Utara terkhusus di Kabupaten Simalungun. Saya hadir ke berbagai kota di tanah air, termasuk di Tanah Kelahiran saya untuk memastikan bahwa negara hadir di tengah pandemi,” katanya saat menyaksikan penyaluran BST di Balai Karya Murni Kelurahan Perdagangan, Kecamatan Bandar, Kabupaten Simalungun.
Mensos berkesempatan berkunjung ke sejumlah titik. Di antaranya menyaksikan pencairan Bansos Tunai (BST) di Kelurahan Perdagangan, dan Kantor BPR Bandar Jaya untuk menyerahkan bantuan kepada pesantren dan gereja senilai Rp1 miliar, keduanya di Simalungun.
Dalam kesempatan itu, Mensos menyatakan, pemerintah bertindak cepat dalam menangani dampak Covid-19, baik dari aspek kesehatan, perlindungan sosial maupun penguatan perekonomian. Hal ini untuk memastikan masyarakat mendapat bantuan di tengah masa sulit akibat pandemi.
“Presiden Joko Widodo memerintahkan kepada semua pembantunya termasuk kami para menteri untuk memastikan masyarakat tidak ada yang kelaparan. Kemensos yang bertugas di bidang perlindungan sosial, segera melakukan refocussing program dan realokasi anggaran dan selanjutnya menyalurkan berbagai bansos untuk masyarakat terdampak pandemi, ” katanya.
Dalam tugas penanganan dampak pandemi, Kementerian Sosial berada dalam klaster penyelenggaraan program jaring pengaman sosial (JPS). Kemensos mendistribusikan berbagai bantuan sosial (bansos) baik itu reguler, bansos khusus dan bansos tambahan.
“BST ini adalah salah satu bansos khusus untuk membantu mengurangi beban perekonomian masyarakat yang tertekan oleh pandemi. Semoga bantuan ini bermanfaat. Gunakan bantuan ini sebaik-baiknya, jangan dipakai untuk membeli rokok,” katanya.
Tak lupa ia mengingatkan, bahwa bansos sifatnya sementara. Ia berharap masyarakat dan kepala daerah mampu menciptakan aktivitas, dan program yang bersifat pemberdayaan ekonomi masyarakat.
“Bansos ini sifatnya sementara. Tidak terus menerus. Jadi saya harapkan pemerintah dan masyarakat bisa mencari terobosan sehabis mengembangkan program pemberdayaan ekonomi rakyat, ” katanya.
Ia berpesan kepada pemerintah daerah untuk mengecek penerima bantuan. Bila sudah “naik kelas” untuk tidak diberikan bantuan lagi. “Bantuan bisa untuk mereka yang belum mendapat bantuan. Jadi ada asas keadilan,” kata Mensos.
Kabupaten Simalungun merupakan Kabupaten dengan serapan tertinggi dan tercepat di Sumatera Utara. Hal ini berkat dukungan dari berbagai pihak, terutama Pemerintah Daerah.
Mensos mengapresiasi capaian Pemkab Simalungun, dan semua pihak yang telah membantu penyelenggaraan BST di berbagai daerah di tanah air. Mensos mengingatkan agar dalam setiap kegiatan terutama dalam penyaluran bansos memperhatikan protokol kesehatan.
“Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak, jajaran Kemensos, pemerintah daerah, direksi PT Pos Indonesia, para pendamping dan semua pihak yang telah membantu. Atas kerja sama dan kerja keras kita semua, Program BST ini bisa berjalan dengan baik, ” katanya.
Provinsi Sumatera Utara mendapat Bantuan Sosial dari Kementerian Sosial RI berupa, Program Sembako sejumlah 768.882 KPM, dengan nilai Rp1.657.086.100.000; BST dengan jumlah 558.759 KPM senilai nilai
Rp.2.244.623.900.000, Bantuan Sosial Tunai (Non PKH) sebanyak 16.385 KPM, dengan nilai
Rp.8.192.500.000,-
Untuk Kabupaten Simalungun mendapat Bantuan Sosial dari Kementerian Sosial RI berupa: Program sembako sejumlah 44.020 KPM, dengan nilai
Rp.97.148.650.000,-,
BST sejumlah 41.592 KPM, dengan nilai Rp. 152.404.800.000.
Pedagang Toko Terbantu BST
Pria 49 tahun ini berjualan kebutuhan sehari-hari di warungnya, di Desa Perdagangan, Kecamatan Bandar. Dengan 3 anak, satu masih sekolah. Hamdayani merasa hasil jualannya pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.
“Dulu sehari hanya bisa dapat Rp150 ribu. Setelah pandemi kadang-kadang dapat Rp50 ribu. Untuk biaya yang masih sekolah ini ya agak berat pak, ” katanya.
Ayah 3 anak itu mengaku beruntung di saat sulit ia mendapatkan BST. Aparat desa yang melakukan pendataan memasukkan namanya dalam daftar penerima BST.
Hamdayani mengaku, sudah menerima BST sejak pertama program ini berjalan pada Gelombang I dengan indeks Rp 600 ribu.
” Saya ucapkan terima kasih kepada Kemensos atas bantuannya. Sangat membantu keluarga kami. Sebagian besar untuk makan dan kebutuhan sehari-hari. Sebagian untuk menambah modal usaha, ” katanya.(*
No Result
View All Result
Discussion about this post