Oleh Redaksi
BERITA MONALISA | PEMATANGSIANTAR | – Situasi Pandemi Covid 19 saat ini, himbauan pemerintah untuk menggenakan masker setiap kali berpergian keluar rumah, hindari berkumpul, jaga jarak, selalu mencuci tangan,makan-makanan bergizi, jaga imun tubuh. Adalah cabaran langsung diberikan kepada orang orang beriman yang saat ini sedang menjalankan ibadah puasa Ramdhan.
Kegaduhan, terjadi disana sini saat pembagian sembako dampak Pandemi Covid 19. Walikota Pematangsiantar kepada media dengan tegas mengatakan, warga yang sudah dan telah terdaftar sebagai penerima bantuan sosial dari Pemerintah Pusat, Pemprovsu atau batuan sejenis lainnya, tidak lagi dapat dan atau menerima kembali.
Seperti kata pepatah menanggok diair keruh, ini terjadi kepada para relawan dan RT dalam menjalankan tugasnya, alhasil rekap data penerima, menurut kami serampangan. Membuat situasi disetiap kelurahan terdengar jeritan sumbang dari kaum marginal yang terabaikan.
Belum lagi menghadapi kaum kapitalis berlagak sok miskin, merasa memiliki hak sama sebagai warga Siantar terdampak Covid 19. Kondisi sosial ekonomi keluarga dan termasuk saudara serta kerabatnya masuk dalam catatan kelam sebagai penerima bantuan.
Gejolak daftar nama nama penerima sembako, jadi ajang mencari keuntungan pribadi. para relawan sebagai penginput data masyarakat terdampak virus corona ikut bermain. Menyebabkan data yang terkaper sebagai penerima bantuan sudah tidak sesuai dengan ekonomi dan status sosial masing masing warga yang sangat layak membutuhkannya.
Sebelumnya kebijakan walikota telah mendapat restu jajaran Forkompinda dalam penanganan Pandemi Covid 19 di Kota Pematangsiantar. Program masih berjalan di beberapa Kecamatan, mulai diusik dan menjadi pertanyaan oleh dewan terhormat. Dari 43 miliar yang dialokasikan sudah berapa banyak serapan anggaran dilakukan, dan harga paket sembako telah dibagikan kepada masyarakat apakah sudah sesuai peruntukannya.
Mulut bawel dewan tak henti henti berceloteh, kondisi Pandemi Covid 19 seperti menjadi tugas penting melebihi tupoksi mereka sehari hari.
Ramdhan tahun ini, sebagai bulan yang penuh berkah dan cabaran. Dua sisi yang harus kita hadapi, bertahan dari serangan virus Corona serta menahan lapar dan nafsu serakah.(*)
Discussion about this post