Ideologi Komunis Rentan Merasuk Kaum Muda
Oleh Ir
BERITA MONALISA | SIANTAR | – Anggota DPRD Sumatera Utara, Gusmiyadi dan Hasan Basri MA melalui diskusi publik during yang digelar komunitas Mata Publik mengatakan, ideologi komunisme yang saat ini hangat diperbincangkan, mudah atau rentan masuk ke kalangan generasi muda.
Diskusi mengusung tema,” Penguatan Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa”. Sub Tema, “Mewaspadai Penyebaran Paham Komunisme Di Kalangan Generasi Muda kota Siantar”.
Diskusi dengan moderator Imran Nasution dari jurnalis mengikut sertakan audience sebanyak 15 orang yang terdiri dari kalangan anak muda seperti mahasiswa dan pelajar. Kemudian, diikuti para audiance lain dari sejumlah komunitas dari luar jaringan (luring), Kamis lalu (15/6) sekira jam 10.00 WIB sampai jam 12.00 WIB.
“Pada dasarnya, paham komunisme itu mudah diterima dengan maraknya penggunaan media soial maupun mudahnya masuk jaringan internet kepada kalangan generasi muda. Namun, soal bahaya komunisme itu bukan hanya karena anti agama. Lebih dari itu akan mengubah ideologi Pancasila,” ujar Gusmiyadi yang saat publik during berada di Kota Medan.
Lebih lanjut dikatakan, soal viralnya pembahasan komunis saat ini, tidak lepas dari adanya pembahasan Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang sedang berlangsung di tingkat DPR RI yang menuai penolakan dari berbagaia kalangan.
“Kalau pengamatan saya sebagai anggota DPRD Sumut dari daerah Siantar Simalungun, bukan tidak mungkin ideologi komunisme itu masuk dari berbagai sisi kehidupan anak muda termasuk melalui musik dan lagu-lagu. Untuk itu anak muda Siantar harus mencermatinya,” ujar anggota DPRD Sumut yang akrab disapa dengan pangggilan Goben tersebut.
Lebih lanjut dikatakan, untuk mengantisipasi merasuknya paham komunisme, ideologi Pancasila harus diperkuat. Karena Pancasila sudah final dan tidak terpisahkan dari bangsa dan negara Indonesia.
Sementara, nara sumber Hasan Basri MA mengatakan, paham komunisme sebenarnya bisa masuk ke kalangan anak muda saat anak muda yang sedang mencari identitas diri itu mengalami kegalauan. Baik soal sulitnya mendapat pekerjaan maupun terkait dengan ketidak perdulian banyak pihak untuk memperhatikan kaum muda.
“Selain memperkuat Pancasila dan menumbuhkan kearifan lokal melalui adat budaya, serta peran dari para orang tua, negara harus hadir ke tengah-tengah generasi yang mungkin sedang galau menghadapi situasi saat ini,” ujar dosen STAI Samora Kota Siantar itu.
Sementara, pertanyaan Frangki Benny Sijabat sebagai audience tentang bagaimana menanamkan nilai Pancasila di kalangan anak muda karena individualisme semakin tinggi, Hasan Basri mengatakan, para orang tua harus memperhatikan putra-putrinya dengan baik dan menjadikan rumah sebagai tempat yang nyaman bagi anak-anak muda.(*)
No Result
View All Result
Discussion about this post