MEDIA BERITA MONALISA | BANDAR TINGGI – Keresahan masyarakat terhadap Covid-19 atau Corona Virus benar benar menghantui kehidupan masyarakat luas tanpa terkecuali hingga masyarakat mengambil tindakan untuk mengurangi intraksi sosial atau Social Distancing sesuai dengan anjuran pihak pemerintah guna memutus mata rantai penularan.
Namun beda lagi hal nya dengan apa yang di rasakan masyarakat Nagori Bandar tinggi Kecamatan Bandar masilam kabupaten Simalungun, juga masyarakat Desa Simpang Kopi Kecamatan Sei Suka Kabupaten Batubara serta masyarakat yang melintas, di samping pada saat ini mereka sedang di hantui covid-19 mereka juga di resahkan dengan Debu jalan yang luar biasa di sepanjang ruas jalan Kabupaten antara Desa Bandar tinggi Kabupaten Simalungun dengan Desa Simpang Kopi Kabupaten Batubara.
Pasalnya akibat bangunan jalan TOL Tebing tinggi-Kisaran tahap I ruas tol Tebing tinggi-Kuwala tanjung tepatnya di Huta II Nagori Bandar tinggi, kenderaan peroyek maupun kenderaan pribadi melintas akan mengakibat timbulnya debu jalan yang sangat luar biasa terutama di musim kemarau saat ini, hingga sangat mengganggu pengguna jalan khususnya pengendara sepeda motor, juga merupakan ancaman bagi kesehatan masyarakat yang rumahnya di tepi jalan kabupaten tersebut.
Salah seorang tokoh masyarakat Kecamatan Bandar masilam Drs. A. Syahroni Mpd ketika di konfirmasi Rabu,01/4/2020 pukul 11.30 tepatnya di lokasi sumber debu tersebut, dia mengatakan bahwa Peroyek TOL yang dikerjakan oleh PT.HUTAMA KARYA tersebut sepertinya tidak pernah memperhatikan kesehatan dan keselamatan masyarakat setempat juga pengguna jalan.
Sampai saat ini PT.HUTAMA KARYA tidak terlihat ada melakukan penyiraman jalan guna mengurangi polusi debu, sementara kenderaan pengangkut material kebutuhan TOL tiada henti hentinya hingga malam hari.
Masih menurut Drs. A. Syahroni Mpd, padahal perogram pemerintah itu sangat bagus, intinya setiap peroyek apapun itu jenisnya wajib ramah lingkungan, kalau seperti ini terus menerus berjalan hingga peroyek selesai bukan suatu hal yang tidak mungkin masyarakat sekitar dan masyarakat pengguna jalan terkena penyakit saluran pernafasan atau ISPA.
Kita juga sudah pernah mempertanyakan hal ini kepada pemerintah Nagori agar dengan segera Pemerintah Nagori menghubungi pihak Managemen PT.HUTAMA KARYA, namun hingga saat ini tidak ada reaksi apapun. oleh sebab itu Drs. A. Syahroni Mpd berharap kiranya pihak pihak terkait terutama Dinas Kesehatan Simalungun dan WALHI Simalungun dapat turun ke lapangan agar dapat melihat langsung seperti apa situasi Debu di tempat ini.
Sementara itu pantauan dari awak media monalisa di lapangan, memang situasi saat ini di lokasi tersebut sangat memperihatinkan, bila kenderaan melintas terutama truck besar maka akan tercipta debu jalan yang mengepul bagaikan asap beterbangan menuju ke pemukiman warga, juga cukup mengelapkan badan jalan, dan sangat mengganggu pengguna jalan lainnya.
Beberapa warga masyarakat setempat yang bermukim di tepi jalan tersebut yang enggan disebut namanya kepada media ini mengatakan bahwa debu jalan yang timbul akibat pembangunan jalan TOL yang dikerjakan oleh PT.HUTAMA KARYA ini bukan hanya di luar rumah namun sampai masuk ke dalam kamar rumah kami, dan menurut warga pihak PT.HUTAMA KARYA tidak pernah melakukan penyiraman, setahu kami kata warga yang melakukan penyiraman adalah PT.WASKITA KARYA yang melintas menuju Nagori Bandar rejo.
Kepala desa / pangulu nagori Bandar tinggi Samsiadi S.Sos.i Msi ketika di konfirmasi masalah keresahan warga dan pengguna jalan ini di Kantornya yang bersangkutan sedang tidak berada di tempat, menurut keterangan stafnya bahwa pak Pangulu sedang di lapangan membagi bagikan cairan Disinfektan kepada masing masing kepala dusun, kata staf pangulu tersebut. (*)
Penulis: Nasrin
Discussion about this post