Oleh Syarifuddin Simatupang
BERITAMONALISA.COM | – Untuk mempermudah akses petani dalam mengangkut hasil panen mereka seperti kelapa sawit, karet, padi, jengkol, petai, dan durian, serta mempermudah wisatawan menuju air terjun Sampuran Sirantabe di Dusun 4, Desa Binjohara Uruk, Pemerintah Desa (Pemdes) Binjohara Uruk, Kecamatan Manduamas, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Provinsi Sumatera Utara (Sumut) melakukan rehabilitasi lantai jembatan Gelagar Besi di atas Sungai Sirantabe. Rehabilitasi ini menggunakan dana desa tahun 2024 dengan total pagu dana sebesar Rp.161.150.000.
Tim liputan beritamonalisa.com berbincang dengan petani dan pengunjung wisata pada Sabtu (01/06/2024) di lokasi jembatan gelagar besi di Dusun IV, Desa Binjohara Uruk. Mereka mengapresiasi langkah Pemdes Binjohara Uruk yang telah mengalokasikan dana desa tahun 2024 untuk memperbaiki lantai jembatan yang awalnya dibangun menggunakan dana desa pada tahun 2018.
“Sebelum lantai kayu jembatan ini diganti, kami merasa khawatir saat mengangkut hasil pertanian seperti durian, petai, dan jengkol karena lantai jembatan sudah lapuk dan beberapa bagian patah,” ujar seorang petani bermarga Tumanggor, warga Dusun I, Desa Binjohara Uruk.
Hal serupa diungkapkan oleh seorang pengunjung bermarga Sinaga yang hendak mandi di air terjun Sirantabe. Ia merasa cemas melewati jembatan tersebut dengan kendaraan roda empatnya, takut lantai kayu jembatan patah dan menyebabkan ban mobilnya terperosok dan rusak.
“Kami mengapresiasi Pemdes Binjohara Uruk yang telah mengalokasikan dana desa tahun 2024 ini untuk memperbaiki lantai jembatan dari kayu menjadi besi,” ucap marga Sinaga, warga Kelurahan Pagar Pinang, Kecamatan Manduamas, Tapteng.
Kepala Desa Binjohara Uruk, Martin Berutu, saat dikonfirmasi tim liputan beritamonalisa.com pada Sabtu (01/06/2024) siang, menjelaskan bahwa rehabilitasi lantai jembatan gelagar besi dengan ukuran 3 x 12 meter ini diprioritaskan untuk keselamatan pengguna jalan, terutama petani yang mengangkut hasil panen seperti kelapa sawit, karet, padi, durian, petai, dan jengkol, serta pengunjung air terjun Sirantabe.
Martin Berutu juga mengimbau kepada warga pengguna jalan dan jembatan untuk tidak melebihi kapasitas tonase yang telah ditentukan. Hal ini penting untuk menjaga kondisi fisik jalan dan jembatan yang dibiayai pemerintah melalui dana desa agar dapat bertahan lama.
“Kita harus merasa memiliki dan menjaga bersama akses jalan usaha tani ini agar ketahanan infrastruktur usaha tani bisa bertahan lama,” tambahnya.(*)
No Result
View All Result
Discussion about this post