Oleh WH Butarbutar
BANDAR HULUAN – UPTD Puskesmas Bandar Huluan menggelar Lokakarya Mini Lintas Sektor Triwulan I Tahun 2025 pada Kamis, 27 Februari 2025, bertempat di Ruang Harungguan, Kantor Camat Bandar Huluan. Acara ini dihadiri oleh unsur Forkopimcam, tokoh agama, tokoh masyarakat, bidan desa, UPT Pendidikan, UPTD BKKBN, para kader kesehatan se-Kecamatan Bandar Huluan, serta perwakilan dari kantor pangulu.
Lokakarya dibuka pada pukul 10.30 WIB dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, diikuti dengan doa yang dipimpin oleh Ketua MUI, Bapak Sisilo Apro. Acara dilanjutkan dengan sambutan Camat Bandar Huluan, Akbar Putra Siregar, S.STP, M.Si.
Dalam sambutannya, Camat Akbar Putra Siregar menegaskan pentingnya sektor kesehatan sebagai prioritas utama, sesuai dengan visi pemerintah. Ia menyampaikan bahwa kesehatan yang baik adalah kunci utama dalam membangun masyarakat yang kuat. Oleh karena itu, kerja sama antara kader kesehatan, bidan desa, kepala dusun, pangulu, dan camat menjadi sangat penting dalam meningkatkan layanan kesehatan, terutama melalui UPTD dan koordinasi dengan sektor pendidikan.
Salah satu isu yang disoroti dalam lokakarya ini adalah tunggakan BPJS Kesehatan, yang diharapkan dapat diatasi dengan dukungan para donatur demi memastikan seluruh masyarakat mendapatkan akses layanan kesehatan yang layak.
Kepala UPTD Puskesmas Bandar Huluan, dr. Imas Wirda Ningsi, dalam pemaparannya menjelaskan capaian kerja puskesmas sepanjang tahun 2024, serta merinci rencana kerja tahun 2025.
Pada tahun 2024, para kader dan bidan desa telah bekerja maksimal dalam berbagai program kesehatan, termasuk Posyandu Lansia, Remaja, Balita, serta upaya pencegahan stunting melalui edukasi di sekolah-sekolah.
Untuk tahun 2025, Puskesmas Bandar Huluan akan menerapkan sistem kerja baru, yaitu menyatukan layanan Posyandu Lansia, Remaja, dan Balita menjadi satu layanan terpadu yang berbasis dusun. Selain itu, tim puskesmas akan turun langsung ke dusun-dusun untuk melaksanakan edukasi kesehatan dan pengobatan, dengan fokus utama pada pencegahan dan penanganan stunting.
Dalam pemaparan dr. Imas, terungkap bahwa stunting masih menjadi tantangan di beberapa nagori. Berikut data jumlah kasus stunting yang tercatat:
- Nagori Naga Jaya I: 6 kasus
- Nagori Laras: 0 kasus
- Nagori Bahgunung: 5 kasus
- Nagori Bandar: 11 kasus
- Nagori Dolok Parmonangan: 7 kasus
- Nagori Naga Soppa: 6 kasus
- Nagori Naga Kaya II: 7 kasus
- Nagori Tanjung Hataran: 12 kasus
- Nagori Bandar Betsy I: 0 kasus
- Nagori Bandar Betsy II: 6 kasus
Melihat kondisi ini, dr. Imas menegaskan perlunya komitmen berkelanjutan antara pangulu dan pihak puskesmas dalam menangani stunting, dengan program yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Lokakarya ini diharapkan dapat memperkuat sinergi antar sektor dalam meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat di Kecamatan Bandar Huluan.(*)
Discussion about this post