Oleh Syarifuddin Simatupang
Tapanuli Tengah, 24 Mei 2025 – Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Masinton Pasaribu, SH, MH, bersama Wakil Bupati Mahmud Efendi, mengunjungi Museum Fansuri di Situs Bongal, Sijago-jago, Kecamatan Badiri, Sabtu (24/5). Kunjungan ini merupakan bentuk dukungan pemerintah daerah terhadap pelestarian situs sejarah yang diyakini sebagai pusat interaksi global sejak abad ke-7 Masehi.
Turut hadir dalam kunjungan tersebut Kepala BPN Tapteng, Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas PUPR, Plt. Kepala Dinas Pariwisata, dan Kasat Pol PP Tapteng. Mereka juga berdialog langsung dengan tim peneliti dari BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional), Sultanate Institute, serta tim arkeologi lainnya.
“Kami datang untuk melihat langsung artefak-artefak bersejarah yang ditemukan di Situs Bongal. Ini bukan sekadar peninggalan, tetapi bukti kuat bahwa kawasan ini telah menjadi simpul perdagangan dan peradaban dunia sejak ribuan tahun lalu,” ujar Bupati Masinton.
Masinton mengungkapkan bahwa dari penuturan para peneliti, artefak yang ditemukan—seperti koin dari masa Daulah Umayyah dan Abbasiyah, keramik Dinasti T’ang, hingga fragmen kapal dan rempah-rempah Nusantara—membuktikan bahwa kawasan Badiri dan sekitarnya telah menjalin hubungan dagang internasional sejak abad ke-7 M.
- “Ini menjadi kebanggaan bagi kita semua. Tapanuli Tengah bukan hanya bagian dari sejarah Nusantara, tapi juga sejarah peradaban dunia,” tegasnya.
Ia juga menyinggung kembali pentingnya kawasan Barus yang pada tahun 2017 telah ditetapkan Presiden Joko Widodo sebagai Titik Nol Peradaban Islam di Nusantara.
Masinton menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi langsung dengan Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, yang menyambut baik temuan-temuan di Situs Bongal. “Pak Fadli bahkan mengundang kita ke Jakarta untuk mempresentasikan hasil riset ini. Ini peluang besar bagi Tapteng untuk tampil di panggung nasional dan internasional,” ungkapnya.
Situs Bongal saat ini menyimpan berbagai artefak dan ekofak yang kaya makna, mulai dari manik-manik batu dan kaca, tembikar, fragmen kayu kapal, hingga hasil bumi seperti pala dan kemiri. Ini menguatkan hipotesis bahwa Tapanuli Tengah merupakan salah satu jalur penting dalam peta perdagangan rempah dan kebudayaan dunia.
“Temuan ini akan kita dorong menjadi bagian dari pembangunan karakter bangsa. Bahwa sejak dulu, kita adalah bangsa besar yang maju secara budaya, teknologi, dan peradaban,” tutup Bupati Masinton.(*)
Discussion about this post