Oleh Leo Siagian
TARUTUNG – Pelayanan SPBU menjadi bagian penting dalam menunjang kebutuhan bahan bakar masyarakat. Namun, masyarakat Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara, belakangan ini mengeluhkan lumpuhnya operasional sebuah SPBU yang terletak di kawasan Hutabarat, diduga akibat kesalahan fatal dalam pengisian bahan bakar.
Sudah hampir satu minggu, SPBU tersebut tidak beroperasi maksimal. Dugaan sementara, terjadi human error saat pengisian tangki pendam di bawah tanah—dimana seharusnya diisi Bio Solar, namun malah diisi Pertalite. Akibatnya, distribusi bahan bakar subsidi seperti Pertalite dan Bio Solar kepada masyarakat menjadi terganggu.
Pantauan di lapangan menunjukkan adanya spanduk bertuliskan “SPBU ini sedang dalam pembinaan PT Pertamina Patra Niaga” di area SPBU. Spanduk ini mengindikasikan adanya bentuk sanksi atau skorsing dari pihak Pertamina terhadap pengelola SPBU tersebut.
Upaya konfirmasi kepada pihak SPBU melalui manajer bernama Marga Sirait tidak membuahkan hasil. Nomor teleponnya tidak aktif dan yang bersangkutan tidak dapat dijumpai di lokasi. Sementara itu, operator SPBU hanya beralasan bahwa mesin sedang mengalami kerusakan.
Kondisi ini membuat banyak sopir angkutan umum kesulitan memenuhi kebutuhan bahan bakar. Mereka terpaksa membeli BBM secara eceran di pinggir jalan, yang harganya jauh lebih mahal dan tidak terjamin kualitasnya.
C. Panggabean, seorang sopir angkot yang kerap mangkal di sekitar terminal Tarutung, menyampaikan keluhannya. “Kami kecewa. Sudah seminggu Pertalite dan Bio Solar tidak tersedia. Kami harap pemerintah menambah SPBU di Tarutung karena ini bukan pertama kali kami mengalami masalah seperti ini,” ujarnya.
Panggabean juga menyoroti sikap operator SPBU yang dinilai kurang ramah dan seringkali mengutamakan pengisian jeriken. Hal ini menimbulkan antrean panjang hingga ke luar jalan raya.
Keluhan serupa disampaikan oleh warga bermarga Gultom yang enggan disebutkan namanya. Ia mengatakan sudah sering terjadi adu argumen antara warga dan operator SPBU karena buruknya pelayanan. Menurutnya, peristiwa terkini kembali menegaskan perlunya evaluasi menyeluruh terhadap pengelolaan SPBU tersebut.
Sayangnya, ketika hal ini dikonfirmasi kepada pihak PT Pertamina Patra Niaga di wilayah Sales Area Retail Sibolga melalui layanan call center, belum diperoleh tanggapan hingga berita ini diterbitkan.(*)
Discussion about this post