Oleh Redaksi
BERITAMONALISA.COM | PEMATANGSIANTAR | – Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) Nahdlatul Ulama Kota Pematangsiantar, menggelar pelatihan dasar Bilal mayit, Ahad 18 Oktober 2020, di kediaman Ustad Rahmansyah Pasaribu, Trainer Bilal Jenazah Kementerian Agama Kota Pematangsiantar, Jl Sunda Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, berkisar pukul 10.00 Waktu setempat.
Kegiatan pelatihan dasar Bilal Mayit diikuti 20 Orang bilal mayit yang berasal dari delapan kecamatan se-kota pematangsiantar mengikuti pelatihan dasar bilal mayit.
Pelatihan bilal mayit yang dilaksanakan LPBI NU ini bertujuan untuk berbagi ilmu dan pengetahuan tentang cara mengurus fardu kifayah dengan sempurna.
“Sebagai orang muslim, mengurus fardu kifayah adalah satu kewajiban. Bilamana tidak dilakukan, maka berdosalah kita yang masih hidup ini. Dari situlah pelatihan ini dipandang penting agar kita bisa terus meneruskan ilmu ini kepada generasi muda ke depannya,” ujar Rahmansyah.
Selama pelaksanaan pelatihan ini, materi yang kita sampaikan dapat bermanfaat bagi semua. “Terkhusus umat muslim yang memiliki kewajiban atas fardhu kifayah,”ungkapnya.
Ustadz Rahmansyah Pasaribu sebagai Trainer menyampaikan beberapa catatan penting tata cara memandikan mayit, mengkafani, mensholatkan dan menguburkan mayit.
Menurutnya, tidak ada perbedaan prinsip memandikan mayit laki-laki dan perempuan. Hanya saja ketika membersihkan aurat bagian mayit, harus berlapis kain dan dilarang menyentuhnya dengan tangan langsung. “Orang lain yang bukan keluarga dekat boleh memandikan jenazah apabila keluarga terdekat tersebut tidak ada,” sebutnya.
Dijelaskannya, shalat jenazah boleh dilakukan di dalam masjid jika tidak dikhawatirkan terjatuh kotoran dari mayit. Namun, sebaiknya dilakukan di luar mesjid. Usahakan agar susunan shafnya diperbanyak menjadi beberapa shaf lebih baik dari pada satu shaf saja, walaupun shafnya panjang.
“Mengkuburkan sebaiknya kuburan digali dalam bentuk liang lahat. Artinya posisi jenazah langsung bersentuhan dengan tanah yang lubangnya menjorok ke dalam. Kemudian ditutup dengan papan sehingga ketika menimbun jenazah maupun tidak terkena tanah timbunan,” terang Ustad Rahmansyah.(*_*)
Discussion about this post